Denyut Nadi Kampung Nelayan


Sismanto HS

Sebagai seorang anak nelayan tentu saja lika-liku dan dinamika kehidupan nelayan di kampung sudah saya amati sejak kecil, meskipun saat ini saya sudah jauh dari kehidupan kampung nelayan, namun sisa-sisa nostalgia menjadi bagian kampung nelayan tak terpisahkan dalam kehidupan saya.

Denyut nadi kehidupan nelayan inilah yang mengantarkan anak-anak nelayan sebagaimana saya,menjadi pribadi yang dewasa dan menjadi bagian dari anak bangsa. Hasil ikan tangkapan nelayan inilah yang kemudian menghidupi keluarga dan anak-anak nelayan untuk tumbuh kembang, sekolah, dan nyantri di pesantren.

Sebenarnya ada empat jenis kategori yang saya catat hasil tangkapan nelayan di kampung saya yang memiliki nilai jual tinggi. Keempat jenis kategori ini memiliki spesifikasi khusus, jenis jaring khusus, dan waktu penangkapan yang khusus pula.

Jenis pertama, udang putih, udang galah, dan udang windu. Agar dapat mendapatkan hasil tangkapan jenis ini, nelayan di kampung saya menggunakan jenis jaring khusus yang biasa disebut dengan "jaring gondrong". Waktu penangkapan, biasanya nelayan berangkat selepas subuh dan pulang setelah dzuhur untuk kemudian dijual kepada bakul-bakul di tempat pelelangan ikan

Kedua, ikan kakap putih. Biasanya satu paket dengan penangkapan ikan kakap putih ini adalah jenis ikan sumbalan (nama lokal, red). Mengingat jenis ikannya yang agak besar, maka jaring yang digunakan pun menggunakan jaring khusus di kampung saya menyebutnya "jaring kakap".

Ketiga, jenis tangkapan ikan teri nasi (teri medan), jenis tangkapan ikan ini sekarang menjadi primadona di kampung saya. Pada awal-awal dulu, dalam satu perahu untuk mengoperasikan jaring ini sejumlah 6 orang namun sekarang sudah diadakan efisiensi pekerja kapal hanya sejumlah 4 orang.

Jenis jaring yang digunakan untuk menangkap ikan teri ini tergolong khusus dan paling besar yabg dimiliki nslayan di kampung saya, meskipun di bagian ujungnya jaring ini dibuat dengan lebar-lebar namun pada pangkalnya mengerucut menjadi kecil.

Keempat dan yang terakhir adalah jenis tangkapan kepiting dan rajungan.
Rajungan (_Portunus pelagicus_) merupakan sejenis kepiting yang hidup di laut dangkal. Sebagaimana kontur wilayah Pati -Jawa Tengah, kampung kelahiran saya merupakan pesisir pantai utara yang memiliki wilayah pantai yang dangkal.

Rajungan merupakan salah satu jenis kepiting yang populer di manfaatkan sebagai bahan pangan yang memiliki harga yang cukup mahal di negara lain Rajungan atau kepiting dikenal dengan berbagai istilah atau sebutan  seperti flower crab, blue crab, blue swimmer crab, dan blue manna crab.

Keempat jenis tangkapan ikan nelayan ini hampir semuanya memiliki spesifikasi waktu yang berbeda-beda, sehingga dalam satu putaran tahun seorang nelayan akan berganti-ganti jaring yang digunakan untuk menangkap ikan.

Sebuah karunia dan berkah yang luar biasa yang diberikan Allah Subhanahu Wa Ta'Ala kepada keluarga kampung nelayan. Barangkali jenis pekerjaan yang lain iri dengan pekerjaan para nelayan, seorang petani untuk memanen hasil taninya harus mengeluarkan biaya untuk membeli benh dan pupuk, begitu juga perusahaan akan mengeluarkan biaya produksi yang besar untuk membuat sebuah produk. Tetapi seorang nelayan tanpa menabur benih sudah tinggal memanennya saja.

Saatnya sekarang bagi para nelayan untuk selalu menjaga laut dengan kearifan masyarakat lokalnya, sehingga generasi anak-anak mendatang akan bisa menikmati hasil kekayaan alam laut yang sama melimpahnya sebagaimana sekarang.

Seorang nelayan sudah seharusnya menggunakan jaring yang sesuai dengan ikan tangkapannya, bukan malah menggunakan alat penangkap ikan yang tidak sesuai dengan ketentuan, norma, dan hukum yang berlaku semisal menggunakan jaring troll,pukat harimau, dan malah-malah menggunakan bom ikan. Semoga saja tidak.

Sangatta, 3 Juli 2017

0 comments