Sismanto HS
Sepeda merupakan sesuatu yang menarik dan mengasyikkan bagi anak-anak yang belum bisa menggunakan dan menaiki sepeda. Sebelum bisa menggunakan sepeda, maka anak-anak terlebih dahulu dibekali dengan roda kecil yang berada di samping kanan dan kiri roda belakang, yang berguna untuk menopang agar sepeda itu dapat berdiri sendiri.
Setelah lancar menggunakan sepeda yang ada roda kecil di bagian belakangnya, maka muncul keinginan anak untuk bisa naik sepeda tanpa ada roda kecil yang menumpang di belakangnya. Demikian pula yang terjadi pada anak laki-laki, Nala memberanikan diri belajar menggunakan sepeda tanpa ada roda kecil di bagian belakangnya.
Menyanggupi keinginannya yang berkali-kali saya tunda karena kesibukan saya, maka pagi ini saya mengajari Nala anak saya yang paling kecil untuk belajar naik sepeda, setelah beberapa hari yang lalu dua roda kecil yang berada di samping kanan kiri roda belakang dilepas.
Tanpa adanya roda kecil yang berada di samping kanan dan kiri roda belakang, maka praktis sepeda itu tidak bisa berdiri dengan sendiri, dan dibutuhkan orang lain untuk memegangi sepeda itu agar tetap berdiri.
Barangkali itulah ilustrasi diri kita yang berada di dunia ini, tanpa adanya orang lain, maka kita tidak bisa berdiri sendiri. Untuk itu, selain berdiri sebagai manusia tunggal, manusia juga berperan sebagai homo socius, dan bahkan yang lebih parah lagi bisa menjadi homo homini lupus.
Peran orang tua, dalam hal ini ayah adalah mendampingi anak yang sedang belajar menggunakan sepeda. Lantaran dengan menyediakan waktu yang cukup untuk belajar bersama anaknya, maka akan memberikan kesan bagi anak bahwa anak merasa diperhatikan ayahnya. Sehingga keberaniannya juga akan muncul dengan sendirinya, dengan catatan orang tua harus berani pula pelan-pelan melepaskan pendampingan kepada anak, sehingga anak berani dengan sendirinya.
Barangkali dengan mengajari anak berani naik sepeda, setidaknya memberikan pondasi keberanian bagi dirinya untuk berani berjalan sendiri tanpa didampingi oleh orang tua. Untuk itu, mudah-mudahan dengan waktu yang singkat bermain dan belajar bersama naik sepeda ini membuat Nala memberanikan diri untuk berani bersepeda sendiri, berani menatap ke depan, dan berani menjadi pemimpin yang amanah.
Sangatta, 16 Juli 2017
0 comments